Antisipasi El Nino, Mentan Cek Kesiapan Perbenihan BSIP
BOGOR - Dalam menghadapi ancaman El Nino, BSIP melakukan koordinasi dengan seluruh satuan kerjanya secara hybrid, Senin (19/6). Koordinasi yang dihadiri oleh Menteri Pertanian ini dilaksanakan khususnya untuk mengetahui kesiapan dan ketersediaan stok benih sumber tahan kekeringan dan progress kegiatan lingkup BSIP. Kepala BSIP Fadjry Djufry melaporkan bahwa koordinasi ini merupakan bentuk dukungan BSIP dalam mengantisipasi serta memitigasi dampak El Nino melalui berbagai inovasi yang dimiliki, serta kesiapan benih di seluruh provinsi, khususnya benih padi toleran kekeringan.
"Kami telah menyiapkan beberapa varietas padi tahan kering seoerti Inpago 9, dan saat ini yang mendapat banyak permintaan adalah varietas Inpago 13 Fortiz, yang selain toleran di lahan kering juga dapat digunakan untuk mengurangi dampak stunting karena memiliki kandungan protein dan zinc yang tinggi" ungkap Kepala BSIP.
Menurut Fadjry, selain benih padi tahan kering, BSIP juga menyiapkan benih dan bibit untuk semua komoditas, serta telah melaksanakan kerjasama dengan Direktorat Jenderal teknis dalam penyebaran dan penerapan benih dan bibit terstandar dan tersertifikasi. "Sebagai contoh, kami bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan akan menyiapkan nursery di beberapa titik, dan sinergi serta kolaborasi ini juga terus kami tingkatkan dengan Direktorat Jenderal lain," tambahnya.
Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan pentingnya koordinasi yang dilakukan, terutama dalam merumuskan kebijakan publik yang baik. "Kita mengurusi kecukupan pangan masyarakat, tiga tahun pandemi covid, Indonesia bisa survive salah satunya adalah karena pertanian, sehingga menit demi menit adalah hal yang penting." ujar Mentan.
Mentan menegaskan peringatan dari BMKG bahwa ancaman kekeringan akibat dampak El Nino telah di depan mata, dengan probabilitas antara 78-87%, dan BSIP diharapkan dapat memberikan solusi dalam menghadapi ancaman tersebut. "Saya harap ada langkah kemajuan dari pertemuan ini, dengan varietas yang sesuai dan mapping yang benar, akan sangat berarti" tegas Mentan.
Selain itu, Mentan juga menjelaskan bahwa dalam pemecahan masalah tidak bisa dilaksanakan sendiri oleh Kementerian Pertanian. Sehingga kolaborasi dengan berbagai pihak, khususnya dengan para petani dalam menghadapi El Nino sangat perlu dilakukan. "Tidak ada pemerintah yang jago memecahkan masalah pertanian sendiri, harus mengajak petani, how to resolve the problem with the people." tambah Mentan.
Dalam melaksanakan langkah antisipasi tersebut, Mentan mengingatkan untuk melihat keragaman kondisi geografis dan sosiografis di Indonesia, sehingga apa yang dilaksanakan akan sesuai dan dapat diterima oleh masyarakat. "Tidak semua varietas yang diturunkan di Kalimantan yang sebagian besar rawa akan sama dengan yang di Keerom (Papua), harus dilihat subyek apa yang didekati, obyeknya bagaimana, dan bagaimana pendekatan atau metode yang akan dilakukan," jelasnya.
Selain membahas mengenai kesiapan BSIP dalam menghadapi dampak El Nino, dalam pertemuan ini juga mendiskusikan mengenai potensi kerjasama dengan stakeholder internasional, dan pemetaan jabatan fungsional lingkup BSIP dalam mendukung tugas dan fungsi institusi.